Saturday, June 3, 2017

Kisah Si Pelancong Malang


ADALAH Charles Walter Kinloch, dokter kelahiran London tahun 1810, sungguh malang ketika datang ke tanah Jawa, 1852. Bagaimana tidak? Di mana-mana dia menemukan kemalangan, mengalami banyak kesukaran dan ketidaknyamanan.

Negeri ini merupakan negeri terindah di dunia dan cuacanya tidak tertandingi. Namun, karena di bawah kekuasaan pemerintah Belanda, yang dapat dikatakan tidak kompeten, hanya sedikit usaha dilakukan untuk mengembangkan sumber daya negeri ini yang berlimpah, tulisnya pada buku De Zieke Rezieger (1853) yang bisa diartikan Si Pelancong Malang.

Buku yang kemudian diterbitkan lagi dengan judul Rambles in Java and the Straits in 1852 ini menceritakan keberangkatan Kinloch dari Kalkuta menuju Penang, Singapura, dan mampir ke Jawa. Di tanah Jawa dia menjalani rute Batavia, Bogor, Cianjur, Bandung, Sumedang, Cirebon, Tegal, Bumiayu, Banyumas, Kebumen, Purworejo, Magelang, Borobudur dan Mendut, Salatiga, dan kota terakhir Samarang.
Dari Semarang dia melanjutkan dengan perjalanan melalui laut kembali ke Batavia. Selama dalam perjalanannya, Kinloch mengalami banyak kesukaran dan ketidaknyamanan seperti cuaca yang panas di luar dugaan, sakit, masakan Belanda yang memuakkan, buruknya akomodasi, bahkan sampai dua kali kecelakaan kapal.

Sayang sekali, Kinloch tidak berkisah tentang keanekaragaman hayati Indonesia, yang menyebabkan Indonesia menjadi negara yang sangat potensial dengan bahan baku pengobatan herbal terbaik di dunia. Berbagai jenis tanaman herbal bisa tumbuh dengan subur di Indonesia, sebagaimama ditulis sebelumnya oleh Thomas Stamford Raffles pada buku The History of Java (1817).

Iya, tanaman obat itu kini menjadi alternatif dari obat-obat kimiawi yang dikonsumsi oleh banyak orang. Obat kimiawi dikenal bisa bereaksi cepat pada gejala penyakit, tetapi berisiko bagi organ tubuh. Ini berbeda dengan produk herbal yang membutuhkan proses, tetapi kalau dikonsumsi secara rutin, efek luar biasa pun bisa dirasakan.

Menggunakan mesin modern berteknologi tinggi, bahan alami itu kini diekstrak dan dikemas menjadi produk bernama Vitaplas. Vitaplas mengandung zat spilanthol, eurikomanon, hidroquinone, dan squalena.
  • Shilanthol: zat aktif yang terdapat pada tanaman obat yang punya efek aprosidiak untuk meningkatkan vitalitas.
  • Eurikomanon: zat aktif yang berfungsi meningkatkan libido dan efek androgenik.
  • Hidroquinone: berfungsi merangsang ereksi, memacu semangat dan menaikkan tekanan darah.
  • Squalena: dapat merangsang semangat dan melancarkan transfer oksigen dalam darah.
Vitaplas sangat efektif untuk meningkatkan vitalitas pria, bebas unsur kimia sehingga tidak ada efek samping bila dikonsumsi. Ingin tahu lebih lanjut tentang Vitaplas? kunjungi  website www.vitaplas.com

No comments: